Khutbah Jumat Singkat: Malapetaka itu Bernama Lisan
Sahabat Ayo Belajar, kami hadirkan Khutbah Jum'at singkat tentang pentingnya menjaga lisan. Semoga dapat menambah refensi bagi para khatib.
Di antara semua anggota badan itu yang paling krusial adalah lisan. Lisan merupakan perangkat di dalam tubuh manusia yang bisa menimbulkan manfaat, namun sekaligus mudharat yang besar bila tak benar penggunaannya. Karena itu ada pepatah Arab mengatakan, salâmatul insan fî hifdhil lisân (keselamatan seseorang tergantung pada lisannya). Melalui kata-kata, seseorang bisa menolong orang lain. Dan lewat kata-kata pula seseorang bisa menimbulkan kerugian tak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi orang lain.
Berikut teks khutbah Jum'at: Malapetaka itu Bernama Lisan
Khutbah
I
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ مَنْ
تَوَكَّلَ عَلَيْهِ بِصِدْقِ نِيَّةٍ كَفَاهُ وَمَنْ تَوَسَّلَ إِلَيْهِ
بِاتِّبَاعِ شَرِيْعَتِهِ قَرَّبَهُ وَأَدْنَاهُ وَمَنِ اسْتَنْصَرَهُ عَلَى أَعْدَائِهِ
وَحَسَدَتِهِ نَصَرَهُ وَتَوَلاَّهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ حَافَظَ دِيْنَهُ وَجَاهَدَ فِيْ
سَبِيْلِ اللهِ أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،
اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ
الْكَرِيْمِ: اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ، خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ
عَلَقٍ، اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
Jama’ah
Jum’at yang dirahmati Allah SWT
Marilah kita senantiasa mengintrospeksi dan bermuhasabah akan diri kita dengan jalan senantiasa meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT. Senantiasa mengamalkan apa yang Rasulullah Saw ajarkan agar kita menjadi manusia yang bermanfaat untuk banyak orang. Membawa kebaikan dan kebermanfaatan yang lebih luas untuk manusia lainnya. Senantiasa bersyukur atas semua yang Allah SWT berikan dan amanatkan, agar nikmat itu selalu bertambah dan berkah.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT
Tak ada yang sia-sia seluruh yang diciptakan Allah. Kata-kata ini benar karena seluruh keberadaan di jagat ini memiliki maksud dan tujuan, entah diketahui manusia maupun tidak. Termasuk dalam hal ini seluruh anggota badan manusia, seperti mata, hidung, telinga, lisan, kaki, tangan, dan organ-organ luar dan dalam, serta sel-sel yang tak terhitung jumlahnya.
Semua itu merupakan nikmat besar. Nikmat yang tak mungkin bisa dibalas secara sepadan, kecuali sekadar mensyukurinya, baik melalui kata-kata maupun perbuatan. Bersyukur lewat perkataan bisa dilakukan dengan mengucapkan hamdalah atau kalimat puji-pujian lainnya; sementara bersyukur lewat tindakan akan tercermin dari kualitas perbuatan: apakah sudah baik, bermanfaat, atau sebaliknya?
Jamaah shalat Jumat rahimakumullâh,
Di antara semua anggota badan itu yang paling
krusial adalah lisan. Lisan merupakan perangkat di dalam tubuh manusia yang
bisa menimbulkan manfaat, namun sekaligus mudharat yang besar bila tak benar
penggunaannya. Karena itu ada pepatah Arab mengatakan, salâmatul
insan fî hifdhil lisân (keselamatan seseorang tergantung pada
lisannya). Melalui kata-kata, seseorang bisa menolong orang lain. Dan lewat
kata-kata pula seseorang bisa menimbulkan kerugian tak hanya bagi dirinya
sendiri tapi juga bagi orang lain.
Karena betapa krusialnya, Islam bahkan hanya
memberi dua pilihan terkait fungsi lisan: untuk berkata yang baik atau diam
saja. Seperti bunyi hadits riwayat Imam al-Bukhari:
وَمَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَـيْرًا أَوْ
لِيَـصـمُــتْ
“Siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau
diam.”
Rasulullah
mendahuluinya dengan mengungkapkan keimanan sebelum memperingatkan tentang
bagaimana sebaiknya lisan digunakan. Keimanan adalah hal mendasar bagi umat
Islam. Ini menunjukkan bahwa urusan lisan bukan urusan main-main. Hadits di
atas bisa dipahami sebaliknya (mafhum mukhalafah) bahwa orang-orang yang
tidak bisa berkata baik maka patut dipertanyakan kualitas keimanannya kepada
Allah dan hari akhir. Ini menarik karena lisan ternyata berkaitan dengan
teologi.
Kenapa
dihubungkan dengan keimanan kepada Allah dan hari akhirat? Hal ini tentang
pesan bahwa segala ucapan yang keluarkan manusia sejatinya selalu dalam
pengawasan Allah. Ucapan itu juga mengandung pertanggungjawaban, bukan hanya di
dunia melainkan di akhirat pula. Orang yang berbicara sembrono, tanpa
mempertimbangkan dampak buruknya, mengindikasikan pengabaian terhadap keyakinan
bahwa Allah selalu hadir menyaksikan dan hari pembalasan pasti akan datang.
Allah juga mengutus malaikat khusus untuk mengawasi setiap ucapan kita.
مَا
يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
"Tak ada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaf :18)
Banyak
hal kotor yang dapat muncul dari lisan. Seperti ghibah atau membicarakan
keburukan orang lain. Ghibah mungkin bagi sebagian orang asyik sebagai
kembang obrolan, namun ia mempertaruhkan reputasi orang lain, memupuk
kebencian, serta merusak kepercayaan dan kehormatan orang lain. Contoh lain
adalah fitnah. Yakni, sengaja
menebar berita tak benar dengan maksud merugikan pihak yang difitnah. Fitnah
umumnya berujung adu domba, hingga pertengkaran bahkan pembunuhan. Sifat ini
sangat dibenci Islam. Fitnah masuk dalam kategori kebohongan namun dalam level
yang lebih menyakitkan. Sehingga Allah mengingatkan kita tentang fitnah dalam QS
Al-Baqarah ayat 191:
وَالْفِتْنَةُ
اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
“Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan”.
Inilah
relevansi manusia dikarunia akal sehat, agar ia berpikir terhadap setiap yang
ia lakukan atau ucapkan. Berpikir tentang nilai kebaikan dalam kata-kata yang
akan kita ucapkan, juga dampak yang bakal timbul setelah ucapan itu
dilontarkan. Ini penting dicatat supaya kesalahan tak berlipat ganda karena
lisan manusia yang tak terjaga. Politisi yang sering mengingkari janji itu
buruk, tapi akan lebih buruk lagi bila ia juga tak pandai menjaga lisannya.
Pejabat yang gemar berbohong itu buruk namun akan lebih buruk lagi bila ia juga
pintar berbicara. Dan seterusnya.
Rasulullah
bersabda:
إِنَّ
أَخْوَفَ مَا أَخَـافُ عَلَيْــكُمْ بَعْدِيْ كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِـيمُ اللِّسَانِ
“Sungguh yang paling aku khawatirkan atas kalian semua sepeninggalku adalah orang munafiq yang pintar berbicara” (HR At-Tabrani).
Jamaah
shalat Jumat rahimakumullâh,
Di
zaman modern ini, ucapan atau ujaran tak semata muncul dari mulut tapi juga
bisa dari status Facebook, cuitan di Twitter, meme di Instagram, konten video,
dan lain sebagainya. Media sosial juga menjadi ajang ramai-ramai berbuat
ghibah, fitnah, tebar kebohongan, provokasi kebencian, bahkan sampai ancaman
fisik yang membahayakan. Makna lisan pun meluas, mencakup pula
perangkat-perangkat di dunia maya yang secara nyata juga mewakili lisan kita.
Dampak yang ditimbulkannya pun sama, mulai dari adu domba, tercorengnya
martabat orang lain, sampai bisa perang saudara.
Karena itu, kita seyogianya hati-hati berucap
atau menulis sesuatu di media sosial. Berpikir dan ber-tabayyun (klarifikasi)
menjadi sikap yang wajib dilakukan untuk menjamin bahwa apa yang kita lakukan
bernilai maslahat, atau sekurang-kurangnya tidak menimbulkan mudarat. Sekali
lagi, ingatlah bahwa Allah mengutus malaikat khusus untuk mengawasi ucapan
kita, baik hasil lisan kita maupun ketikan jari-jari kita di media sosial.
مَا
يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada
suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir” (QS. Qaf: 18).
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ
العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ
تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ
إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ
تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ:
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا
أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ،
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ
اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى
عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
أقم الصلاة
Demikian khutbah Jum'at singkat Malapetaka itu Bernama Lisan. Semoga bermanfaat dan membawa kebaikan untuk kita semua.
Download Materi Khutbah Jum'at
Post a Comment for "Khutbah Jumat Singkat: Malapetaka itu Bernama Lisan"
Beri Komentar Yuk