Mahfudzot Kelas 1 TMI/KMI Lengkap Cara Baca, Arti dan Penjelasan (No. 21-30)
Sahabat Ayo Belajar yang pernah atau sedang belajar di pesantren khususnya pesantren yang berafiliasi ke sistem KMI Gontor tentu sudah tidak asing belajar Mahfudzot. Hal ini karena materi yang diajarkan sudah diperkenalkan sejak kelas 1 TMI/KMI dan akan berlanjut sampai kelas 5 TMI/KMI.
Berikut ini kami hadirkan materi Mahfudzot kelas 1 TMI/KMI yang dilengkapi dengan cara baca, artinya dan syarah/penjelasannya. Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk para santri yang sedang belajar dan juga untuk para guru pengajar Mahfudzot sebagai tambahan referensi bahan ajarnya.
Berikut materi Mahfudzot Kelas 1 TMI/KMI beserta cara baca, arti dan penjelasannya
Mahfudzot No. 21 – 30
21. العِلْمُ بِلَا عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلَا
ثَمَرٍ
Al-‘ilmu bilaa ‘amalin kasy syajari bilaa tsamarin
“Ilmu tanpa pengamalan bagaikan pohon tak berbuah”.
Penjelasan:
Jelas sekali bahwa ilmu yang tak diamalkan itu
adalah kesia-siaan yang nyata. Orang yang menghabiskan siang dan malamnya untuk
menuntut ilmu namun ternyata tidak diamalkannya, sama saja dengan petani yang
tiap hari membanting tulang untuk menanam pohon buah, namun ternyata pohon itu
tak memberikan buah sedikitpun.
22. الاتِّحَادُ أَسَاسُ النَّجَاحِ
Al-ittihaadu asaasun najaahi
“Persatuan adalah pangkal keberhasilan”.
Penjelasan:
Kita semua tahu bahwa salah satu penyebab
dijajahnya negara kita oleh negara-negara asing adalah akibat terpecah belahnya
suku bangsa kita ketika itu. Karena tanpa persatuan, sebuah perkumpulan,
organisasi ataupun negara akan gampang sekali hancur dan bubar. Karena itu jika
ingin mencapai kesuksesan, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah membangun
persatuan.
23. لاَ تَحْتَقِرْ مِسْكِيْنًا وَكُنْ لَهُ مُعِيْنًا
Laa tahtaqir miskiinan wa kun lahu mu’iinan
“Janganlah engkau menghina orang miskin, akan tetapi jadilah penolong baginya”.
Penjelasan:
Karena pada hakikatnya semua harta benda yang kita
miliki di dunia ini hanyalah titipan semata yang sewaktu-waktu bisa diambil
kembali oleh Allah, Sang Pemiliknya. Maka karena itu sungguh tak pantas bagi kita
untuk memandang rendah kepada orang lain yang kebetulan diberikan harta yang
lebih sedikit dari kita. Harusnya kita tolong orang itu karena pada harta benda
yang kita miliki sebenarnya ada hak orang lain yang harus kita bagikan.
24. الشَّرَفُ بِالأَدَبِ لَا بِالنَّسَبِ
As-Syarafu bil adabi laa bin nasabi
“Kemuliaan itu adalah dengan adab (budi pekerti), bukan dengan keturunan”.
Penjelasan:
Karena itu seseorang tidak boleh menyombongkan dirinya dengan menyebut-nyebut nenek moyangnya, karena jikapun nenek moyangnya dulu adalah orang terhormat, apalah artinya jika ia sendiri termasuk orang yang berakhlak buruk?
25. سَلَامَةُ
الإِنْسَانِ فيِ حِفْظِ اللِّسَانِ
Salaamatul insaani fii hifzhil lisaani
“Keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya (perkataannya)”.
Penjelasan:
Ada banyak orang yang hancur hidupnya hanya karena
tidak bisa menjaga mulutnya, karena itu sangat penting bagi kita untuk berpikir
dahulu sebelum berkata, dan hendaknya tidak berbicara kecuali untuk kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah ia berkata baik ataupun diam saja.” (HR. Bukhari – Muslim)
26. آدَابُ المَرْءِ خَيْرٌ مِنْ ذَهَبِهِ
Aadaabul mar-i khairun min dzahabihi
“Adab seseorang itu lebih baik (lebih berharga) daripada emasnya”.
Penjelasan:
Ia, karena yang bernilai di sisi Allah adalah
Iman, amal dan akhlaknya. Bukan harta bendanya. Lagipula kemuliaan seseorang
itu tidaklah dilihat dari harta kekayaannya, akan tetapi dilihat dari perangai
dan perbuatannya.
27. سُوْءُ الخُلُقِ يُعْدِي
Suu-ul khuluqi yu’dii
“Kerusakan budi pekerti itu menular”.
Penjelasan:
Maksudnya adalah bahwa segala bentuk akhlak buruk
cenderung lebih cepat menyebar dan ditiru oleh orang banyak daripada akhlak
baik. Karena di dalam diri manusia itu ada nafsu yang selalu mendorong manusia
untuk berbuat keburukan. Karena itu, hendaklah kita memilih lingkungan yang
baik untuk tinggal karena walaupun kita sendiri tidak terpengaruh oleh rusaknya
budi pekerti di lingkungan sekitar kita, namun bagaimana nasib anak cucu kita
nanti?
28. آفَةُ العِلْمِ النِّسْيَانُ
Aafatul ‘ilmin nis-yaanu
“Bencana ilmu itu adalah lupa”.
Penjelasan:
Maksudnya di dalam menuntut ilmu, hal utama yang
menghambat kita adalah lupa, karena itu kita harus sering mengulangi hal-hal
yang telah kita pelajari agar tidak hilang dan terlupakan.
29. إِذَا صَدَقَ العَزْمُ وَضَحَ السَّبِيْلُ
Idzaa shadaqal ‘azmu wadhahas sabiilu
“Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya”.
Penjelasan:
Maksudnya jika seseorang benar-benar berniat dan
bertekad kuat untuk melakukan sesuatu, niscaya akan terbuka jalan baginya.
Namun sebaliknya, jika seseorang tidak pernah berniat untuk melakukan sesuatu,
niscaya akan tampak baginya 1000 alasan untuk tidak bisa melakukannya.
30. لاَ تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ فَلِكُلِّ شَيْئٍ مَزِيَّةٌ
Laa tahtaqir man duunaka fa likulli syai-in
maziyyatun
“Jangan menghina seseorang yang lebih rendah daripada kamu, karena segala sesuatu itu mempunyai kelebihan”.
Setiap orang terlahir ke dunia ini dengan potensi,
sifat, dan kemampuan yang berbeda-beda, ada yang fisiknya kuat namun lemah
akalnya, ada yang akalnya cerdas namun lemah fisiknya, dan ada juga yang kuat
fisiknya, cerdas akalnya, namun ternyata memiliki kekurangan lain.. Intinya
kita tidak boleh memandang orang lain sebelah mata, karena bisa jadi di balik
kekurangan seseorang, terdapat kelebihan lain yang tidak kita ketahui.
Download Materi Mahfuzhat 21-30
Sumber materi asli:
Post a Comment for "Mahfudzot Kelas 1 TMI/KMI Lengkap Cara Baca, Arti dan Penjelasan (No. 21-30)"
Beri Komentar Yuk